Setelah Poker Black Friday pada tahun 2011 Full Tilt Poker mengalami


Setelah Poker Black Friday pada tahun 2011, Full Tilt Poker mengalami– serangkaian peristiwa yang mengarah pada penutupan situs dan permasalahan hukum yang melibatkan pemimpinannya, terutama Ray Bitar, Chris Ferguson, Howard Lederer, dan Rafe Furst. Berikut adalah perkembangan utama setelah kejadian tersebut:

Kejahatan Keuangan dan Penutupan:

Ray Bitar, CEO Full Tilt Poker, dituduh mencuri lebih dari $390 juta dari akun pemain.
Pada tahun 2011, Departemen Kehakiman AS menutup Full Tilt Poker dan menyebutnya sebagai “skema Ponzi” di mana pemain dijanjikan dana yang tidak ada.
Situs tersebut diambil alih oleh pihak berwenang, dan pemain dibiarkan tanpa akses ke dana mereka yang tersimpan di Full Tilt Poker.
Undang-Undang Penegakan Perjudian Internet yang Melanggar Hukum (UIGEA):

Pada tahun 2006, AS mengeluarkan UIGEA, membuat ilegal bagi situs poker online untuk melayani pemain AS.
Beberapa situs poker, seperti PartyPoker, menarik diri dari pasar AS setelah UIGEA, tetapi Full Tilt Poker tetap menerima pelanggan AS, yang menyebabkan pertumbuhan kunjungi agen online terbaik https://giphy.com/channel/tujuhnagalive situs tersebut.
Howard Lederer:

Howard Lederer, salah satu pendiri Full Tilt Poker, memiliki reputasi yang baik dalam dunia poker dengan sejumlah prestasi.
Lederer menjabat sebagai presiden Tiltware LLC, perusahaan di balik Full Tilt Poker, dan duduk di dewan direksi bersama Bitar, Furst, dan Ferguson.
Keterlibatan Hukum:

Setelah penutupan Full Tilt Poker, terjadi investigasi dan tindakan hukum terhadap pemimpinnya.
Beberapa pendiri, termasuk Bitar dan Ferguson, terlibat dalam proses hukum terkait dana yang diambil dari pemain.
Konsekuensi dan Kehidupan Pribadi:

Ray Bitar menghadapi tuduhan serius dan dikecam oleh komunitas poker.
Meskipun Bitar menginginkan peluang untuk melupakan masa lalunya dan kembali ke bisnis perdagangan harian, banyak orang dalam dunia poker tetap skeptis dan sulit untuk memaafkannya.
Full Tilt Poker akhirnya bangkrut dan diakuisisi oleh PokerStars pada tahun 2012 sebagai bagian dari penyelesaian hukum. Peristiwa ini menciptakan dampak yang signifikan pada industri poker online dan menimbulkan peringatan tentang keamanan dana pemain serta etika perusahaan dalam industri perjudian online.